Peristiwa bullying semakin marak terjadi. Hal ini di tandai dengan banyaknya laporan maupun kasus-kasus yang ditemukan sehingga membuat siswa maupun keluarga dai korban bullying mengeluhkan akan masalah yang menimpa mereka. Bullying sendiri merupakan situasi dimana terjadi penyalahgunaan kekuasaan dan kekuatan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang. Peristia bullying tidak terlepas dari berbagai faktor yang mempengaruhi.
Menurut Muhopilah (2019) ada 3 faktor yang mempengaruhi terjadinya bullying yaitu sebagai berikut:
Kepribadian menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi bullying. Kepribadian yang berasosiasi positif dengan bullying adalah kepribadian ekstrovert. Perilaku bullying cenderung dilakukan oleh individu yang memiliki tingkat neurotism dan extraversion tinggi dan rendah dalam agreebelness dan conscientiousness.
Pelaku bullying seringkali berasal dari keluarga yang bermasalah: orang tua yang sering menghukum anaknya secara berlebihan, atau situasi rumah yang penuh stress, agresi, dan permusuhan. Anak akan mempelajari perilaku bullying ketika mengamati konflik-konflik yang terjadi pada orang tua mereka, dan kemudian menirunya terhadap teman-temannya. Jika tidak ada konsekuensi yang tegas dari lingkungan terhadap perilaku coba-cobanya itu, ia akan belajar bahwa “mereka yang memiliki kekuatan diperbolehkan untuk berperilaku agresif, dan perilaku agresif itu dapat meningkatkan status dan kekuasaan seseorang”. Dari sini anak mengembangkan perilaku bullying.
Pihak sekolah sering mengabaikan keberadaan bullying ini. Akibatnya, anakanak sebagai pelaku bullying akan mendapatkan penguatan terhadap perilaku mereka untuk melakukan intimidasi terhadap anak lain. Bullying berkembang dengan pesat dalam lingkungan sekolah sering memberikan masukan negatif pada siswanya, misalnya berupa hukuman yang tidak membangun sehingga tidak mengembangkan rasa menghargai dan menghormati antar sesama anggota sekolah.
Selanjutnya menurut Bulu (2019) faktor yang mempengaruhi terjadinya bullying antara lain:
Anak-anak ketika berinteraksi dalam sekolah dan dengan teman di sekitar rumah, kadang kala terdorong untuk melakukan bullying. Beberapa anak melakukan bullying dalam usaha untuk membuktikan bahwa mereka bisa masuk dalam kelompok tertentu, meskipun mereka sendiri merasa tidak nyaman dengan perilaku tersebut.
Kondisi lingkungan sosial dapat pula menjadi penyebab timbulnya perilaku bullying. Salah satu faktor lingkungan sosial yang menyebabkan tindakan bullying adalah kemiskinan. Mereka yang hidup dalam kemiskinan akan berbuat apa saja demim memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga tidak heran jika di lingkungan sekolah sering terjadi pemalakan antar siswanya.
Televisi dan media cetak membentuk pola perilaku bullying dari segi tayangan yang mereka tampilkan. Anak meniru adegan-adegan film yang ditontonnya, umumnya mereka meniru geraknya dan kata-katanya.

Beri Komentar