Sudah tahu kan kalau penggunaan media sosial yang tidak bertanggung jawab dapat menyebabkan cyberbullying? Beberapa contoh cyberbullying adalah mengirim pesan atau komentar yang kasar, mengirim pesan, gambar, atau video yang bersifat seksual.
Tak cuma itu saja, tindakan menyebar berita palsu atau informasi yang merugikan, dan merendahkan penampilan fisik seseorang dengan komentar yang kasar atau merendahkan di media sosial, juga termasuk ke dalam cyberbullying.
Mau tahu lebih jauh mengenai penyebab cyberbullying dan dampaknya? Berikut ulasannya!

Menurut The United Nations Children’s Fund (UNICEF) cyberbullying adalah penindasan atau perundungan dengan menggunakan teknologi digital. Hal ini dapat terjadi di media sosial, platform pengiriman pesan, platform game, maupun telepon seluler. Tindakan ini dilakukan secara berulang yang ditujukan untuk menakut-nakuti, membuat marah, atau mempermalukan orang-orang yang menjadi sasaran.
Beberapa tindakan yang termasuk perundungan online ini, adalah menyebarkan kebohongan atau mengunggah foto atau video memalukan seseorang di media sosial. Bisa juga berupa mengirimkan pesan, gambar, atau video yang menyakitkan, kasar, atau mengancam melalui platform pengiriman pesan.
Cyberbullying adalah tindakan yang sangat merugikan dan bisa memiliki dampak emosional dan psikologis yang serius pada korban. Penting untuk mengambil tindakan untuk melindungi diri sendiri dan melaporkan tindakan tersebut kepada pihak berwenang atau penyedia platform media sosial. Hal ini perlu dilakukan oleh korban atau siapa pun yang menyaksikan tindakan tersebut.
Sebenarnya penyebab dari tindakan perundungan online ini bisa sangat kompleks. Beberapa penyebab cyberbullying adalah:
Orang sering merasa bisa melakukan cyberbullying karena merasa aman di balik layar komputer atau perangkat mereka. Mereka dapat menyembunyikan identitas mereka, dan merasa bahwa tindakan mereka tidak akan memiliki konsekuensi dalam kehidupan nyata.
Beberapa orang melakukan cyberbullying karena mereka mendapatkan kepuasan atau rasa kuasa, dengan merendahkan atau menyakiti orang lain secara online. Mereka mungkin merasa bahwa tindakan tersebut memberi mereka perasaan superioritas.
Sering kali orang yang melakukan cyberbullying memiliki masalah pribadi atau emosi negatif yang mereka luapkan kepada orang lain. Mereka mungkin merasa frustrasi, cemburu, atau tidak bahagia, dan menggunakan cyberbullying sebagai saluran untuk mengeluarkan emosi tersebut.
Beberapa orang mungkin terlibat dalam cyberbullying karena mereka merasa tekanan dari teman sebaya atau kelompok tertentu. Mereka mungkin khawatir akan kehilangan persahabatan atau ingin mendapatkan penerimaan dari kelompok mereka.
Terkadang pelaku mungkin tidak sepenuhnya menyadari betapa merusaknya tindakan mereka bagi korban. Mereka mungkin tidak memahami dampak emosional yang serius yang dapat dialami oleh korban cyberbullying.
Korban bisa mengalami berbagai emosi negatif, seperti kesedihan, kemarahan, ketakutan, dan rasa malu akibat tindakan cyberbullying. Nah, berikut dampak cyberbullying pada kesehatan mental korbannya:
Karena cyberbullying terjadi di dunia maya, kejahatan ini akan sulit dilupakan. Korban bisa merasa terekspos, malu, dan kurang percaya diri. Ketika cyberbullying terjadi, materi, pesan, atau teks yang berisi penghinaan dapat dibagikan kepada banyak orang. Banyaknya orang yang tahu tentang intimidasi ini dapat menyebabkan korban merasa terhina dan malu.
Dari penelitian yang termuat di jurnal ilmiah berjudul Dampak Cyberbullying pada Remaja di Media Sosial, yang dipublikasikan di Alauddin Scientific Journal of Nursing, perundungan online dapat memicu beragam emosi dalam diri remaja. Ini membuatnya menarik diri dari lingkungan pergaulan dan merasa rendah diri. Cek lebih lanjut dampaknya di artikel ini: “3 Dampak Cyberbullying Bagi Kesehatan Mental.”
Menurut penelitian yang termuat dalam jurnal ilmiah berjudul Ide Bunuh Diri pada Korban Bullying, yang dipublikasikan di Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan UNESA, korban cyberbullying merespons perasaan depresi mereka dengan melukai diri sendiri sampai ide untuk bunuh diri.
Menurut jurnal di atas, korban bullying ataupun cyberbullying, hampir dua kali lipat melaporkan bahwa mereka pernah mencoba untuk bunuh diri.
Jika kamu pernah berpikir menyakiti diri sendiri, ini Pertolongan Pertama saat Memiliki Pikiran Bunuh Diri.
Korban cyberbullying dapat mengalami kecemasan, depresi, dan kondisi terkait stres lainnya. Tekanan tambahan dari cyberbullying secara terus-menerus juga dapat menghilangkan perasaan bahagia dan kepuasan korban. Hal ini juga dapat meningkatkan perasaan khawatir dan dikucilkan.
Penelitian menyatakan bahwa peningkatan cyberbullying menyebabkan tingkat depresi yang lebih tinggi.
Pelaku cyberbullying biasanya akan menyerang hal di kehidupan yang membuat korban rentan. Misalnya, pelaku cyberbullying akan menargetkan korban dengan keterbatasan fisik. Intimidasi online dapat berdampak pada harga diri.
Korban mungkin akan mulai merasakan keraguan yang intens terhadap diri mereka sendiri. Akibatnya, mereka akan menghindari berinteraksi dan beraktivitas.
Korban cyberbullying sering kali merasa sulit untuk aman. Mereka mungkin merasa rentan dan tidak berdaya.
Biasanya, perasaan ini muncul karena intimidasi online dapat menyerang mereka melalui komputer atau ponsel kapan saja sepanjang hari. Mereka tidak lagi memiliki tempat di mana mereka dapat melarikan diri.
Mengatasi cyberbullying adalah sesuatu yang kompleks. Tidak hanya dari korban, melainkan pelaku, dan juga institusi ataupun lembaga terkait. Berikut adalah langkah-langkah yang komprehensif untuk mengatasi cyberbullying bagi pelaku dan korban:
Beberapa hal yang bisa dilakukan adalah:
Mengapa ada anak kecil/remaja bisa merundung? Baca penjelasannya di artikel: “6 Hal Penyebab Anak Menjadi Pembully.”
Tindakan apa yang perlu dilakukan jika menjadi korban cyberbullying?
Perlu melibatkan banyak pihak untuk mengatasi cyberbullying. Upaya bersama dalam menciptakan lingkungan online yang lebih aman dan berempati, sangat penting untuk mencegah dan mengatasi masalah ini.

Beri Komentar