
Bullying terjaadi dari beberapa tindakan. Menurut Coloroso (Adiyono,2022) bullying dibagi menjadi empat jenis, yaitu:
Penindasan fisik adalah jenis bullying yang paling terlihat dan dapat diidentifikasi di antara bentuk-bentuk penindasan lainnya, namun penindasan fisik terhitung kurang dari sepertiga dari insiden penindasan yang dilaporkan oleh siswa. Jenis bullying fisik meliputi menggigit, menarik rambut, memukul, menendang, mengunci, memelintir, meninju, mencekik, menyikut, meninju, menendang, menjepit, mengancam, mendorong, menyakiti, mencakar dan meludahi anak yang ditindas dalam posisi yang menyakitkan, serta seperti merusak dan menghancurkan pakaian dan barang-barang milik anak yang ditindas oleh si penindas, semakin berbahaya jenis agresi ini, bahkan jika itu tidak dimaksudkan untuk melukai secara serius.
Kekerasan verbal adalah bentuk penindasan yang paling umum digunakan oleh anak perempuan dan laki-laki. kekerasan verbal mudah dilakukan dan dapat dibisikkan di depan orang dewasa dan teman sebaya tanpa ketahuan. Bullying verbal dapat diteriakkan di taman bermain bercampur dengan hingar bingar yang didengar oleh pengawas, diabaikan karena dianggap tidak lebih dari dialog bodoh dan menjengkelkan antara teman sebaya.
Bullying verbal dapat berupa julukan, teguran, fitnah, kritik kejam, hinaan, dan pernyataan yang bernada hasutan atau pelecehan seksual. Kekerasan verbal dapat berupa perampasan uang atau barang-barang berharga, panggilan telepon yang kasar, email yang mengintimidasi, surat anonim yang berisi ancaman kekerasan, tuduhan palsu, serta gosip.
Bullying secara relasional dilaksanakan dengan pemutusan hubungan sosial dengan tujuan melemahkan harga diri korban secara sistematis melalui pengabaian, pengucilan atau penghindaran. Bullying dalam bentuk ini paling sulit dideteksi dari luar. Contoh bullying secara relasional adalah perilaku atau sikap terselubung, seperti pandangan yang agresi, menatap, mendesah, mencibir, mengejek tawa, dan mengejek bahasa tubuh.
Cyberbullying adalah tindakan yang menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk mendukung perilaku bermusuhan secara disengaja dan atau berulang oleh seorang individua tau kelompok, yang dimaksudkan untuk menyakiti atau merugikan orang lain.
Pada intinya adalah korban terus menerus mendapatkan pesan negative dari pelaku bullying baik dari sms, pesan di internet dan media sosial lainnya, bentuknya berupa: a) Mengirim pesan yang menyakitkan atau menggunakan gambar. b) Meninggalkan pesan voicemail yang kejam. c) Menelepon terus menerus tanpa henti namun tidak mengatakan apa-apa (silent calls). d) Membuat website yang memalukan bagi si korban. e) Si korban dihindarkan atau dijauhi dari chat room dan lainnya. f) “Happy slapping” yaitu video yang berisi dimana si korban dipermalukan atau dibully lalu disebarluaskan.

Beri Komentar