
Bullying bisa menimpa siapa saja, bahkan orang yang terlihat kuat sekalipun. Namun kabar baiknya, kita tidak harus menghadapi bullying sendirian. Ada banyak langkah yang bisa kamu ambil jika kamu menjadi korban, atau bahkan jika kamu melihat temanmu dibully. Kuncinya adalah berani bertindak dan tidak membiarkan diri terdiam. Jika kamu adalah korban bullying, hal pertama yang perlu kamu ingat adalah: kamu tidak salah. Tidak ada alasan yang membenarkan seseorang untuk memperlakukanmu dengan tidak hormat. Jangan merasa harus menghadapi semuanya sendiri. Langkah awal yang sangat penting adalah ceritakan kepada orang dewasa yang kamu percaya, bisa guru, konselor, atau orang tua.
Banyak korban memilih diam karena takut dianggap lemah atau malah disalahkan. Tapi ingat, berbicara itu bukan tanda kelemahan, justru itu bentuk keberanian. Semakin lama kamu diam, semakin besar kemungkinan pelaku merasa bebas melanjutkan aksinya. Katakan yang kamu alami, bagaimana perasaanmu, dan siapa saja yang terlibat. Kalau kamu merasa tidak aman untuk berinteraksi langsung dengan pelaku, hindari konfrontasi langsung. Menjaga jarak dan tetap berada di tempat umum atau bersama teman bisa membuatmu lebih terlindungi. Hindari area yang sepi, dan usahakan tidak sendirian di tempat yang rawan terjadi bullying.
Untuk kasus cyberbullying, seperti ejekan di media sosial atau penyebaran foto/video tanpa izin, penting untuk menyimpan bukti. Screenshot pesan, komentar, atau postingan yang bersifat menghina. Bukti ini sangat penting saat kamu melaporkan kejadian kepada pihak sekolah atau pihak berwajib. Sekarang, bagaimana jika kamu bukan korban, tapi melihat bullying terjadi di depan mata? Pertama-tama, jangan ikut tertawa atau diam saja. Reaksi seperti itu bisa membuat pelaku merasa didukung. Sebaliknya, tunjukkan bahwa kamu tidak setuju, entah dengan menegur, mengalihkan perhatian, atau segera mencari bantuan dari guru. Dukung korban dengan cara sederhana: hampiri dia, ajak bicara, atau beri semangat. Kadang, cukup dengan mengatakan, “Kamu nggak sendiri,” bisa sangat berarti. Perasaan didengar dan tidak diabaikan bisa membantu korban merasa lebih kuat menghadapi situasi. Laporkan kejadian tersebut kepada guru atau konselor sekolah. Jangan merasa bersalah karena ‘mengadu’.
Menginformasikan bullying bukan mengadu, tapi melindungi teman dari bahaya. Justru diam bisa membuat pelaku semakin berani dan korban semakin menderita. Jadilah teman yang baik. Sering kali, kehadiran satu teman yang peduli bisa menjadi penyelamat. Kamu tidak perlu jadi pahlawan super, cukup hadir dan peduli. Sekolah yang sehat adalah sekolah yang diisi oleh orang-orang yang berani saling jaga dan saling kuatkan. Ingat, menghadapi bullying tidak harus sendirian. Ada banyak pihak yang siap membantumu, tapi langkah pertama harus datang dari keberanianmu sendiri. Jangan biarkan rasa takut mengalahkan harga dirimu.
Lewat materi ini, kamu diharapkan bisa lebih siap dalam menghadapi bullying, baik sebagai korban maupun saksi. Dengan bekal pengetahuan dan sikap berani peduli, kamu bisa jadi bagian dari gerakan positif yang membuat sekolah kita lebih aman dan ramah untuk semua.
